Limbah Jangan Ganggu Kondusifitas
Komandan Kodim 0604 Karawang meminta para pengusaha limbah, menjadikan Karawang lebih kondusif. Hal itu diungkapkannya ketika hearing terkait masalah rebutan limbah PT Exidi, di lantai dua Gedung Singaperbangsa, Rabu (15/6).
“Saya meminta bersama-sama ciptakan kondisi yang kondusif di Karawang. Jangan sebentar-sebentar ribut masalah limbah. Jika seperti ini, kapan pemerintah mau membangun,” ungkap Dandim 0604 Letkol Inf R Haryono. Dikatakannya, rebutan limbah yang sering mengerahkan massa, menjadikan Karawang tidak kondusif. Hal itu tegasnya, sangat mengganggu pembangun di Karawang. Padahal menurutnya, jika sudah ada aturan yang mengikat seluruhnya, maka aturan itu harus dipertahankan.
Dandim menjelaskan, kondisi bangsa saat ini sangat menghawatirkan, seperti banyak TKW menjadi korban. Dandim juga menjelaskan ketika bertugas di daerah-daerah konflik dan berharap tidak terjadi konflik di Karawang. Lebih jauh diungkapkan, harus ada pemerataan dalam pembagian pengelolaan limbah. Karena lanjutnya, limbah itu sampah yang sudah tidak mungkin dijadikan bahan komoditas bagi perusahaan, tetapi masih ada limbah yang bisa menghasilkan uang.
“Tetapi itu jangan dijadikan sumber konflik bagi masyarakat. Jadi harus jelas siapa yang akan mengelola dan harus ada aturan yang mengikat dan ditaati seluruh pihak yang terkait,” tegasnya.
Dia berharap, demi kondisifitas di Karawang, masyarakat harus mampu menjaga kebersamaan. Karena tanpa ada rasa kebersamaan, tidak akan tercipta kondusifitas di Karawang. Selain itu Dandim juga menyinggung aksi yang dilakukan sekolompok masyarakat yang sempat memberikan ular kepada bupati, jika kejadian itu terulang maka Kodim tidak akan segan-segan menindaknya.
Dandim juga menginstruksikan kepada seluruh anak buahnya untuk tidak bermain dengan masalah limbah. Ditegaskannya, jika ada anggota Kodim yang ikut terlibat atau mendalangi aksi-aksi terkait limbah, pihaknya tidak segan-segan menindak dan malakukan mutasi. “Saya juga sudah tegaskan kepada seluruh jajaran Kodim untuk tidak bermain-main atau mendalangi masalah limbah. Jika terdapat anggota saya yang seperti itu, saya tidak akan segan-segan mengerangkeng dan memindahkannya ke Papua,” pungkasnya.
Permasalahan limbah juga membuat kepala desa menjadi bulan-bulanan. Hal itu diungkapkan Kepala Desa Sirnabaya Ruspan. Menurutnya, seringkali masalah limbah di Karawang yang menjadi korban adalah kepala desa. Ditegaskan, limbah tidak menjadi desa menjadi sejahtera, tetapi malah sebaliknya, kepala desa yang mendapatkan teror sehingga tidak mampu menjalankan kinerja dengan maksimal.
“Kami menjadi bulan-bulanan sehingga kami tidak mampu menjalankan tugas dengan maksimal,” ungkap Ruspan.(kus)
Posted by Moy
on 05.17. Filed under
berita,
daerah,
lingkungan
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response