Rupiah Masih Lemas
Pergerakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta Jumat (17/6/2011) pagi melemah tujuh poin ke posisi Rp 8.585 dibanding posisi terakhir Rp 8.578.
Pengamat pasar uang Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Jumat mengatakan, nilai tukar rupiah mengalami depresiasi tajam pada perdagangan hari sebelumnya mengikuti sentimen negatif pasar global terkait kemungkinan gagal bayar utang Yunani. "Mata uang Asia lainnya juga mengalami depresiasi terhadap dollar AS, pasar masih relatif sensitif dengan berbagai isu global," katanya.
Ia mengatakan, untuk minggu ke tiga Juni ini diperkirakan rupiah masih belum cukup kuat menembus di bawah level Rp 8.500 per dollar AS. Meski demikian, di tengah ketidakpastian ekonomi global terutama pelemahan ekonomi di negara-negara maju, aliran modal asing masih akan masuk ke Indonesia.
Ia mengatakan, setelah sempat mengalami pelemahan cukup tajam, sentimen pasar global sedikit tertolong dengan membaiknya indeks di pasar AS semalam, kemungkinan mata uang rupiah dapat kembali menguat.
Sektor perbankan yang membukukan laba bersih per April 2011 sebesar Rp 23,94 triliun atau tumbuh 23 persen yoy dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dapat menjadi sentimen positif. Pertumbuhan ini didorong dengan pertumbuhan ekspansi kredit terutama oleh empat bank pemerintah yaitu Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Tabungan Negara (BTN).
Sumber : Kompas